SELAMAT DATANG DIBLOG KAMI EXS PETUGAS LAPANGAN GERHAN (PLG) BPDAS CIMANUK CITANDUY JAWA BARAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SALAM HIJAU INDONESIA

Jumat, 13 November 2015

TEKNIK SEMAI BIJI SENGON (Albazia Falcataria)



TREATMENT BENIH SENGON ATAU MALAKA (Albazia Falcataria) .
oleh : ronyalafgani

                                   

Teknik Persemaian benih menurut Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis (2002), yaitu : 
a. Teknik Penanganan Benih.

1.    Benih berasal dari Pohon Induk yang baik bebas dari seragam hama penyakit dan berumur lebih dari 7 tahun.
2.    Seleksi benih dengan cara pembersihan dan sortasi biji agar diperoleh biji berkwalitas baik bersih dari biji/benih tanamn lain dan tidak terserang hama dan penyakit.
3.    Lebih baik menggunakan benih/biji yang bersertifikat yang dikeluarkan oleh Balai Benih atau Lembaga reasmi yang ditunjuk untuk pengadaan benih.

b.  Teknik Penyemaian Benih.

Benih yang dikecambahkan melalui tahap sebagai berikut :

1.      Benih hasil seleksi dimasukan dalam wadah/Ember.
2.      Seduh bibit dalam wadah tadi dengan air panas (Suhu 80° - 100°C) selama 5 menit untuk biji sebanyak 100 gram dibutuhkan air panas + 1 liter.
3.      Pemindahan benih yang sudah diseduh selama 5 menit kedalam air dingin dan terendam selama 24 jam.
4.      Masukan Fungisida Cobox 0,50 % selama 3 sampai 6 Jam kedalam rendaman benih.
5.      Sesudah direndam selama 24 jam sampai keluar bakal akar (berwarna putih) sepanjang 1-3 mm.

a.   Pembuatan Persemaian.

1.      Siapkan kantong Plastik (Polybag) yang sudah diisi media dalam bedengan dengan ukuran 5 x 1 m.
2.      Masukan benih yang sudah berkecambah rata-rata 2-3 buah tiap kantong plastik dengan menggunakan luju (alat pelubang) pada media dengan kedalaman 2cm.
3.      Tutup kembali dengan tanah yang halus pada setiap polybag yang sudah diisi dengan biji/benih.
4.      Siapkan bedeng tabur secukupnya, sebagai cadangan untuk melaksanakan penyulaman pada bibit yang mati dan terserang hama/penyakit
Sedangkan teknik persemaian Albasia menurut  Sunarya, H. (2004) yaitu :
a.    Perkecambahan
Benih dikecambahkan melalui tahapan sebagai berikut :
1.    Biji albasia direndam aair, biji tenggelam merupakan biji yang baik untuk disemaikan dan biji yang terapung dibuang.
2.    Biji albasia yang telah diseleksi dimasukan kedalam wadah/ember kemudian diseduh dengan air panas selama 5 menit, selanjutnya direndam dengan air dingin selama 24 jam sampai keluar bakal akar yang berwarna putih sepanjang 1-3mm.
b.    Penyemaian Benih.
1.    Benih yang telah dikecambahkan kemudian ditabur ke dalam bedeng semai.
2.    Setelah tumbuh satu dan dua daun kemudian dipindah ke bedeng sapih.
3.    Kecambah benih albasia dapat pula langsung dimasukan ke polibag yang telah disiapakan yaitu sebanyak 2-3 tiap polibag. 

Menurut Balai Litbang Teknologi Pembenihan (2007) yaitu
1.    Benih direndam dalam air mendidih suhu 800s.d.1000C selama 5 menit. Untuk 100gr benih diperlukan 1 lt air.
2.    Benih dipindahlan kedalam air dingin dan direndam selama 24jam.
3.    Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, benih direndam dalam fungisida cobox 0,5% selama 3 s.d.6 jam.
4.    Benih siap ditabur menggunakan media campuran tanah, pasir halus, dan pupuk kandang (5:1:1).
5.    Setelah siap disapih, bibit dipindahkan ke kantong plastik. Media plastik terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 6:1.

Selasa, 10 November 2015

TEKNIK SEMAI GMELINA (Gmelina arborera )


Jati Putih (Gmelina arborera)


                               Teknik Persemaian jati putih menurut Danu (2000), yaitu :
1.  Buah yang sudah dibuang kulitnya dijemur selama lima hari (jam 08:00 s.d. 15:00).
2.  Siapkan media tabur dengan menggunakan campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1.
  3.  taburkan benih dengan cara benih ditanamkan satu persatu sedalam 2/3 panjang benih, bagian benih yang berlobang diletakan pada bagian atas.
  4.  Setelah satu minggu berkecambah akan muncul kecambah 1-3 buah kecambah.
Sedangkan teknik penyemaian benih Jati Putih menurut Harum, F dan Moestrup, S. (2010) : 
1.  Rendam benih gmelina selama satu hari.
2.  Siapkan bak tabur.
3.  Siramlah media bak tabur sampai media tabur menjadi basah.
4.  Semaikan benih di dalam bak tabur dengan mengatur agar benih yang ditabur tidak terlalu rapat.
5.  Perhatikan kondisi kelembaban media tabur setiap hari.  Bila kurang lembab siram.
6.  Tunggu sampai benih berkecambah sambil mempersiapkan media semai dalam Polibag.
7.  Gunakan polibag berukuran 10cm x 20cm atau polibag yang lebih besar bila  semai akan dipindah dalam waktu yang relatif lebih lama.  Perhatikan benih yang dikecambahkan di bak tabur atau bedengan tabur.  Bila sudah siap disapih (daun sudah muncul dan semai 2-3 cm tingginya), siram bak tabur atau bedengan tabur sampai jenuh.  Basahi pula media dalam polibag dan buat lobang untuk tempat semai yang akan dipindahkan dari bak atau bedengan tabur.
8.  Pindahkan/sapih semai dari bak tabur ke dalam polibag pada lobang tanam yang telah disiapkan.

TEKNIK SEMAI BIJI MANGLID (Maglieta glauca BI.)











Maglid (Maglieta glauca BI.)
Oleh : ronyalafgani


Menurut Kelompok Peneliti Hasil Hutan dan Jasa Lingkungan (2007) Teknik Pembibitan Manglid yaitu :
1.    Teknik Perbanyakan manglid dilakukan dengan mengunakan biji. Biji manglid bersifat rekalsitran yang artinya tidak dapat disimpan tahan lama hanya dapat disimpan 2-5 minggu.
2.    Untuk mempercepat perkecambahan atau mematahkan dormansi (skarifikasi) dilakukan perendaman biji dengan air dingin selama dua hari tanpa pergantian air.
3.     Biji manglid sebaiknya digunakan insektisida, karena biji tersebut sangat disukai oleh semut.
4.    Setealah perlakuan biji ditaburkan pada bedeng tabur. Media tabur manglid dapat mengunakan tanah/topsoil.
5.    Bedeng tabur dikondisikan lembab dengan naungan serta penyiraman pagi dan sore hari. 




sumber foto : https://www.google.com/search?q=manglid&tbm=isch&ved=2ahUKEwis4tq08v7-AhXI9nMBHS97DnUQ2-cCegQIABAA&oq=manglid&gs_lcp=CgNpbWcQAzIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgUIABCABDIGCAAQBRAeMgYIABAFEB4yBggAEAUQHjIGCAAQBRAeOgYIABAHEB46BAgjECc6BwgAEIoFEEM6CAgAEIAEELEDOgQIABADOgsIABCABBCxAxCDAVDfBlioFmCOGGgBcAB4AIABjgKIAaANkgEFMC42LjOYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&sclient=img&ei=bh1mZKzzG8jtz7sPr_a5qAc&bih=657&biw=1366

PEMBUATAN PERSEMAIAN


PEMBUATAN PERSEMAIAN
Oleh : ronyalafgani (2022)

A.   Perencanaan

1.   Pemilihan Lokasi
      Pemilihan lokasi sedapat mungkin memenuhi kriteria sebagai berikut : 
  1. Dekat dengan lokasi areal penanaman, untuk menghindari kerusakan bibit dalam pengangkutan.  
  2. Dekat dengan sumber air.
  3. Lokasi strategis, mudah dalam pengangkutan dan pengamanan.
  4. Keadaan tanah relatif datar dan subur (terbuka). Kemiringan maksimal 8%.
  5. Jauh dari sumber penyakit, terbebas dari angin kencang dan banjir.
  6. Cukup menerima sinar matahari. 

               2.   Pengelola

Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilaksanakan secara swakelola oleh  Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis bersama kelompok tani setempat, dengan bingbingan teknis dari petugas penyuluh lapangan.

3.   Pemilihan Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang dikembangkan pada kegiatan penghijauan di Kabupaten Ciamis Tahun 2010 adalah jenis tanaman kekayuan dan jenis tanaman Multi Purpose Trees Species (MPTS) yang menjadi unggulan lokal dan kondisinya cocok untuk perkembangan tanaman tersebut.

4.    Penataan Areal Persemaian

Tata letak dari komponen-komponen yang akan dibuat seperti bedeng tabur, bedeng sapih, gubuk kerja, tempat mencampur media, pengisian polibeg, , dan jalan pemeriksaan perlu dirancang sesuai dengan kondisi lahan agar memudahkan pelaksanaan dan pemeliharaan.  

B.   Pelaksanaan

1.      Persiapan dan Pengelolaan Lahan
Lahan harus benar benar bersih dari bahan-bahan yang menggangu pengolahan tanah ataupun yang dapat menjadi sumber penyakit. Kemudian dipasang patok baik untuk bedeng dan batas areal persemaian.

2.      Pembuatan Saung Kerja, Papan Nama, dan Papan Mutasi
a.    Saung Kerja.
·   Saung kerja dibuat untuk mengadakan acara pertemuan bagi para petugas lapangan di sekitar lokasi persemaian sesuai dengan tempat tugasnya.
·   Ukuran saung kerja memiliki lebar 4m, panjang 6m, dan dilengkapi dengan ruang gudang ukuran 2m x 4m.
·   Disiapkan tempat duduk bagi keperluan acara pertemuan yang terbuat dari papan dan bambu.
·   Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Saung Kerja (Gambar terlampir).
b.    Papan Nama
Papan Nama Kegiatan, mencantumkan Nama Kegiatan, Lokasi, Luas Areal, Jenis Bibit, Tahun Pembangunan.
·   Papan nama harus dibuat pada masing-masing lokasi. Tiap lokasi dibangun satu buah. Ukuran papan nama memiliki lebar 90cm x120cm.
·   Papan diberi cat dasar hijau dengan tulisan warna putih.
·   Dipasang pada tempat strategis, mudah terbaca (dilihat) dan ditancapkan diatas tanah memakai tiang dua buah (Gambar terlampir).
c.    Papan Mutasi
·   Papan Mutasi tanaman terbuat dari bahan melamin dengan ukuran sesuai dengan ukuran melamin.
·   Dipasang pada saung kerja untuk mengetahui kapan bibit mulai ditanam dan kapan diangkut sesuai dengan jumlah tiap masing-masing jenis tanaman yang ada.
·   Setiap dimulai penanaman untuk masing-masing jenis.
·   Tanaman ditulis/dicatat pada papan mutasi.
3.      Pembuatan Bedeng Tabur dan Bedeng Sapih
Bedengan dapat terdiri dari bedeng tabur dan bedeng sapih. Bedengan tersebut harus sesuai dengan beberepa persyaratan tertentu. Salah satu persyaratan tersebut adalah arah bedengan harus menghadap utara-selatan untuk mendapatkan sinar matahari pagi yang maksimal. Jalan antar bedengan selebar 50-70cm.
a.       Bedeng Tabur
Bedeng tabur berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1x5m atau disesuaikan dengan ukuran persemaian. Permukaan tanahnya diinginkan 10-15cm dan pinggirnya diperkuat dengan kayu, bata, atau bahan lain yang sesuai, bedeng tabur ini diberi naungan dengan ukuran 1,5-5,5m. Bedeng tabur ini berfungsi untuk mengecambahkan biji/benih hingga siap sapih.
b.      Bedeng sapih
Bedeng sapih terbuat dari kayu atau bata atau bahan yang sesuai berukuran 1x2 meter atau disesuaikan dengan ukuran persemaian yang berfungsi sebagai tempat penyapihan baik bibit hasil perkecambahan di bedeng tabur di atas atau bibit cabutan anakan alam sehingga siap tanam. Beberapa persyaratan bedeng sapih antar lain lebar bedengan satu meter, tinggi tanah bedengan 10-15cm, dan panjang bedengan 3-4m atau disesuaikan dengan kondisi lahan.Setiap bedengan diberi papan nama bedengan dengan ukuran 15cm x 30cm diberi warna dasar hijau tulisan putih.


4.      Instalasi Air
Pembuatan instalasi air bertujuan untuk mempermudah proses perawatan tanaman. Pembuatan instalasi air dapat  disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dilapangan. Unsur instalasi tersebut dapat berupa pompa air, emrat, selang, dan lainnya.
5.      Pembuatan Naungan
Naungan dibuat bertujuan untuk menjaga tanaman muda yang baru disapih ke polibag  agar terjaga kelembabannya sehingga tumbuh dengan baik. Naungan dibuka untuk Aklimatisasi pada saat bibit sudah siap tanam. Aklimatisasi dimaksudkan agar bibit dapat bertoleransi dengan lingkungan terbuka, sehingga menjadi kuat ketika ditanam dilapangan. Selain itu naungan  bertujuan untuk melindungi bibit dari percikan air hujan dan terik matahari yang berlebihan yang cenderung akan mengangu bibit. Naungan dibuat disesuaikan dengan arah tertentu.  Arah naungan sesuai dengan arah bedengan (utara-selatan). Tinggi muka bedengan (timur) 1,5 meter dan tinggi belakang (barat)1,3 meter diatas permukaan tanah. Kemiringan sekitar 300 . Kerapatan naungan jangan terlalu rapat  dan jangan terlalu jarang.

6.      Pembuatan Jalan Angkutan dan Pemeriksaan serta Saluran Drainase.

Jalan inpeksi dibuat diantara bedengan dengan ukuran disesuaikan untuk memudahkan berjalan dan beraktifitas dalam persemaian (menyiram, mengangkut bibit, dll). Ukuran lebar jalan adalah 50 cm atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sedangkan saluran drainasi  bertujuan untuk memperkecil aliran air hujan run off  yang cenderung akan menganggu tanaman persemaian.
Pembuatan instalasi air tersebut  dapat dilakukan dengan membangun parit-parit atau saluran-saluran  disekitar persemaian sehiingga aliran air yang berlebihan dapat tersalurkan dan dioptimalkan fungsinya untuk perawatan tanaman persemaian.

Proses Produksi Bibit

A.   Penaburan Benih.
Benih yang sudah diseleksi/dipilih sebelum ditabur diberikan perlakuan pendahuluan sesuai dengan jenis benih yang disemai agar benih mudah berkecambah secara serempak/seragam, kemudian disemai diatas bedeng tabur dengan cara, yaitu :
1.   Dibuat guritan untuk penyemaian/penaburan benih.
2.   Benih yang sudah dilakuakn perlakuan pendahuluan ditaburkan pada bedeng tabur. Media bedeng tabur terdiri dari campuran top soil dan pasir halus (1:1) dengan ketebalan 10 cm.
3.   Jarak antar barisan 1-2 cm (tergantung besarnya benih).
4.   Benih ditekan kedalam tanah.
5.   Selesai ditabur kemudian ditutup dengan pasir/top soil/kompos halus setebal 2 cm.
6.   Penyiraman benih di bedeng tabur dilakukan pada pagi dan sore hari atau minimal satu kali dalam sehari atau dilakukan sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu basah karena dapat mengakibatkan pembusukan pada benih.
7.   Buang benih yang tidak berkecambah.

B.   Penyapihan/Pemindahan Bibit.
Penyapihan adalah pemindahan bibit dari bedeng tabur (dederan) ke bedeng sapih untuk memperoleh ruang tumbuh yang lebih besar dan perawatan lebih lanjut. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara :
1.      Siram media tanam dalam polibag sampai lembab.
2.      Sebelum kecambah ditanam dibuat lubang tanam sedalam 3-5 cm sesuai dengan panjang akar kecambah.
3.      Apabila akar tunggang terlalu panjang dapat dipotong.
4.      Pemindahan bibit dilakukan pada pagi dan sore hari agar tidak layu karena proses penguapan.
5.      Masukan bibit cabutan kedalam polibag yang sudah dilubangi dan tekan media tanahnya secara perlahan ke arah akarnya.


C.   Pemeliharaan
Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan bibit di tempat pembibitan antara lain :
1.    Pemberian naungan
Pemberian naungan di bedeng tabur ataupun di bedeng sapih agar sinar matahari tidak langsung mengenai/mencapai tanaman.  
2.    Penyiraman
Penyiraman dilakukan apabila permukaan tanah dalam bungkus plastik/polybag atau di atas bedengan kelihatan kering. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari sampai dengan bibit siap ditanam dilapangan.
3.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh dan menganggu bibit. Hindarkan pengunaan herbisida, karena beberapa jenis tanaman tidak tahan terhadap herbisida.
4.    Pemupukan
Pemupukan dilakukan bila diperlukan, yaitu apabila ada tanda tanda bibit kekurangan  hara. Pemupukan bisa dilakukan pada saat bibit yang telah disapih berumur kurang lebih 10 hari.
5.    Pencegahan Hama dan Penyakit
Penyakit sering menyerang bibit di persemaian adalah busuk pangkal batang, busuk akar, dan busuk batang yang disebabkan oleh cendawan atau jamur. Penyakit ini dapat ditangulangi dengan :
§  Menstrilkan media tanam
§  Polibag diatur berdiri dan tidak terlalu rapat
§  Penyiraman tidak berlebihan
§  Drainase baik
§  Penyemprotan dengan fungisida antara lain dengan Dithane M-45 dengan takaran 15 gram fungisida dalam 5 liter air.
§  Untuk mencegah dan menggulangi hama seperti ulat daun, belalang, dll, digunakan insektisida.
§  Seleksi Bibit
Untuk memperoleh bibit yang baik dan seragam perlu dilakukan kegiatan seleksi bibit. Bibit yang bermutu baik akan meningkatkan daya hidup di lapangan. Seleksi bibit dilakukan pada bibit mulai berumur 1 bulan sampai dengan siap tanam. Seleksi berupa seleksi tinggi, kualitas, kesehatan bibit, dll.

D.   Bibit Siap Tanam
Bibit siap tanam dapat dilihat dari kondisi fisik. Misalnya dapat terlihat dari ketinggian batang, jumlah daun, diameter batang, dan kondisi perkarannya. Tanaman memiliki kondisi siap tanam yang berbeda.

E.   Pengangkutan Bibit
Kematian bibit sering terjadi karena kekeliruan/kesalahan dalam proses pelaksanaan pengangkutan bibit dari persemaian ke lokasi penanaman atau tempat lainnya.
Untuk menekan tingkat kematian bibit yang diakibatkan oleh pengangkutan maka pengemasan bibit sebelum diangkut harus diperhatikan sebagai berikut :
§  Kapasitas muat alat angkut yang digunakan.
§  Bentuk bahan alat kemas yang sesuai dan murah, misalnya peti, kayu, karton atau rak dari paralon.
§  Bak alat angkut dilengkapi rak rak khusus, agar kapasitas muatnya banyak dengan resiko kerusakan kecil.
§  Kendaraan angkut diusahakan yang mampu sampai ke lokasi penanaman.
§  Apabila pengangkutan bibit tidak dikemas secara khusus misalnya dengan menggunakan rak-rak atau peti kayu, bibit dalam polybag lagnsung dimasukan kedalam kendaraan angkut disusun secara rapat agar tidak rusak selama perjalanan.