PEMBUATAN
PERSEMAIAN
Oleh :
ronyalafgani (2022)
A. Perencanaan
1. Pemilihan
Lokasi
Pemilihan lokasi sedapat mungkin memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Dekat dengan lokasi areal penanaman, untuk
menghindari kerusakan bibit dalam pengangkutan.
- Dekat dengan sumber air.
- Lokasi strategis, mudah dalam pengangkutan dan
pengamanan.
- Keadaan tanah relatif datar dan subur (terbuka). Kemiringan
maksimal 8%.
- Jauh dari sumber penyakit, terbebas dari angin
kencang dan banjir.
- Cukup menerima sinar matahari.
2. Pengelola
Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Ciamis bersama kelompok tani setempat, dengan bingbingan teknis dari
petugas penyuluh lapangan.
3. Pemilihan Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang dikembangkan pada kegiatan penghijauan di Kabupaten
Ciamis Tahun 2010 adalah jenis tanaman kekayuan dan jenis tanaman Multi Purpose
Trees Species (MPTS) yang menjadi unggulan lokal dan kondisinya cocok untuk
perkembangan tanaman tersebut.
4. Penataan
Areal Persemaian
Tata letak dari komponen-komponen yang akan dibuat seperti bedeng tabur,
bedeng sapih, gubuk kerja, tempat mencampur media, pengisian polibeg, , dan
jalan pemeriksaan perlu dirancang sesuai dengan kondisi lahan agar memudahkan
pelaksanaan dan pemeliharaan.
B. Pelaksanaan
1. Persiapan dan Pengelolaan Lahan
Lahan harus benar benar bersih dari bahan-bahan yang menggangu pengolahan
tanah ataupun yang dapat menjadi sumber penyakit. Kemudian
dipasang patok baik untuk bedeng dan batas areal persemaian.
2. Pembuatan Saung Kerja, Papan Nama, dan Papan Mutasi
a.
Saung Kerja.
· Saung
kerja dibuat untuk mengadakan acara pertemuan bagi para petugas lapangan di
sekitar lokasi persemaian sesuai dengan tempat tugasnya.
· Ukuran
saung kerja memiliki lebar 4m, panjang 6m, dan dilengkapi dengan ruang gudang
ukuran 2m x 4m.
· Disiapkan
tempat duduk bagi keperluan acara pertemuan yang terbuat dari papan dan bambu.
· Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Saung Kerja (Gambar terlampir).
b.
Papan Nama
Papan Nama Kegiatan, mencantumkan Nama
Kegiatan, Lokasi, Luas Areal, Jenis Bibit, Tahun Pembangunan.
· Papan
nama harus dibuat pada masing-masing lokasi. Tiap lokasi dibangun satu buah.
Ukuran papan nama memiliki lebar 90cm x120cm.
· Papan diberi
cat dasar hijau dengan tulisan warna putih.
· Dipasang
pada tempat strategis, mudah terbaca (dilihat) dan ditancapkan diatas tanah
memakai tiang dua buah (Gambar terlampir).
c.
Papan Mutasi
· Papan
Mutasi tanaman terbuat dari bahan melamin dengan ukuran sesuai dengan ukuran
melamin.
· Dipasang
pada saung kerja untuk mengetahui kapan bibit mulai ditanam dan kapan diangkut
sesuai dengan jumlah tiap masing-masing jenis tanaman yang ada.
· Setiap
dimulai penanaman untuk masing-masing jenis.
· Tanaman
ditulis/dicatat pada papan mutasi.
3. Pembuatan Bedeng Tabur dan Bedeng Sapih
Bedengan dapat terdiri dari bedeng tabur dan bedeng sapih. Bedengan tersebut
harus sesuai dengan beberepa persyaratan tertentu. Salah satu persyaratan
tersebut adalah arah bedengan harus menghadap utara-selatan untuk mendapatkan
sinar matahari pagi yang maksimal. Jalan antar bedengan selebar 50-70cm.
a. Bedeng
Tabur
Bedeng tabur berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1x5m
atau disesuaikan dengan ukuran persemaian. Permukaan tanahnya diinginkan 10-15cm
dan pinggirnya diperkuat dengan kayu, bata, atau bahan lain yang sesuai, bedeng
tabur ini diberi naungan dengan ukuran 1,5-5,5m. Bedeng tabur ini berfungsi
untuk mengecambahkan biji/benih hingga siap sapih.
b. Bedeng
sapih
Bedeng sapih terbuat dari kayu atau bata atau bahan yang
sesuai berukuran 1x2 meter atau disesuaikan dengan ukuran persemaian yang
berfungsi sebagai tempat penyapihan baik bibit hasil perkecambahan di bedeng
tabur di atas atau bibit cabutan anakan alam sehingga siap tanam. Beberapa persyaratan
bedeng sapih antar lain lebar bedengan satu meter, tinggi tanah bedengan
10-15cm, dan panjang bedengan 3-4m atau disesuaikan dengan kondisi lahan.Setiap
bedengan diberi papan nama bedengan dengan ukuran 15cm x 30cm diberi warna
dasar hijau tulisan putih.
4. Instalasi Air
Pembuatan instalasi air bertujuan untuk mempermudah proses perawatan
tanaman. Pembuatan instalasi air dapat disesuaikan dengan kondisi kebutuhan
dilapangan. Unsur instalasi tersebut dapat berupa pompa air, emrat, selang, dan
lainnya.
5. Pembuatan Naungan
Naungan dibuat bertujuan untuk menjaga tanaman muda yang baru disapih ke polibag agar terjaga kelembabannya sehingga tumbuh
dengan baik. Naungan dibuka untuk Aklimatisasi
pada saat bibit sudah siap tanam. Aklimatisasi dimaksudkan agar bibit dapat
bertoleransi dengan lingkungan terbuka, sehingga menjadi kuat ketika ditanam
dilapangan. Selain itu naungan bertujuan
untuk melindungi bibit dari percikan air hujan dan terik matahari yang
berlebihan yang cenderung akan mengangu bibit. Naungan dibuat
disesuaikan dengan arah tertentu. Arah
naungan sesuai dengan arah bedengan (utara-selatan). Tinggi muka bedengan
(timur) 1,5 meter dan tinggi belakang (barat)1,3 meter diatas permukaan tanah.
Kemiringan sekitar 300 . Kerapatan naungan jangan terlalu rapat dan jangan terlalu jarang.
6. Pembuatan Jalan Angkutan dan Pemeriksaan serta Saluran Drainase.
Jalan inpeksi dibuat diantara bedengan dengan ukuran disesuaikan untuk
memudahkan berjalan dan beraktifitas dalam persemaian (menyiram, mengangkut
bibit, dll). Ukuran lebar jalan adalah 50 cm atau disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Sedangkan saluran drainasi bertujuan untuk memperkecil aliran air hujan run off yang cenderung akan menganggu tanaman
persemaian.
Pembuatan instalasi air tersebut dapat dilakukan dengan membangun parit-parit atau
saluran-saluran disekitar persemaian
sehiingga aliran air yang berlebihan dapat tersalurkan dan dioptimalkan
fungsinya untuk perawatan tanaman persemaian.
Proses Produksi
Bibit
A. Penaburan Benih.
Benih yang sudah diseleksi/dipilih sebelum ditabur diberikan perlakuan
pendahuluan sesuai dengan jenis benih yang disemai agar benih mudah berkecambah
secara serempak/seragam, kemudian disemai diatas bedeng tabur dengan cara,
yaitu :
1. Dibuat
guritan untuk penyemaian/penaburan benih.
2. Benih
yang sudah dilakuakn perlakuan pendahuluan ditaburkan pada bedeng tabur. Media
bedeng tabur terdiri dari campuran top soil dan pasir halus (1:1) dengan
ketebalan 10 cm.
3. Jarak
antar barisan 1-2 cm (tergantung besarnya benih).
4. Benih
ditekan kedalam tanah.
5. Selesai
ditabur kemudian ditutup dengan pasir/top soil/kompos halus setebal 2 cm.
6. Penyiraman
benih di bedeng tabur dilakukan pada pagi dan sore hari atau minimal satu kali
dalam sehari atau dilakukan sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu basah
karena dapat mengakibatkan pembusukan pada benih.
7. Buang
benih yang tidak berkecambah.
B. Penyapihan/Pemindahan Bibit.
Penyapihan adalah pemindahan bibit dari bedeng tabur (dederan) ke bedeng
sapih untuk memperoleh ruang tumbuh yang lebih besar dan perawatan lebih
lanjut. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara :
1. Siram
media tanam dalam polibag sampai lembab.
2. Sebelum
kecambah ditanam dibuat lubang tanam sedalam 3-5 cm sesuai dengan panjang akar
kecambah.
3. Apabila
akar tunggang terlalu panjang dapat dipotong.
4. Pemindahan
bibit dilakukan pada pagi dan sore hari agar tidak layu karena proses
penguapan.
5. Masukan
bibit cabutan kedalam polibag yang sudah dilubangi dan tekan media tanahnya
secara perlahan ke arah akarnya.
C. Pemeliharaan
Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan bibit di tempat pembibitan antara
lain :
1.
Pemberian naungan
Pemberian naungan di bedeng tabur ataupun di bedeng sapih
agar sinar matahari tidak langsung mengenai/mencapai tanaman.
2.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan apabila permukaan tanah dalam bungkus
plastik/polybag atau di atas bedengan kelihatan kering. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari sampai dengan bibit siap ditanam dilapangan.
3.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh
dan menganggu bibit. Hindarkan pengunaan herbisida, karena beberapa jenis
tanaman tidak tahan terhadap herbisida.
4.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan bila diperlukan, yaitu apabila ada tanda tanda
bibit kekurangan hara. Pemupukan bisa
dilakukan pada saat bibit yang telah disapih berumur kurang lebih 10 hari.
5.
Pencegahan Hama dan Penyakit
Penyakit sering menyerang bibit di persemaian adalah
busuk pangkal batang, busuk akar, dan busuk batang yang disebabkan oleh
cendawan atau jamur. Penyakit ini dapat ditangulangi dengan :
§ Menstrilkan
media tanam
§ Polibag diatur berdiri
dan tidak terlalu rapat
§ Penyiraman tidak
berlebihan
§ Drainase baik
§ Penyemprotan dengan
fungisida antara lain dengan Dithane M-45 dengan takaran 15 gram fungisida
dalam 5 liter air.
§ Untuk mencegah dan
menggulangi hama seperti ulat daun, belalang, dll, digunakan insektisida.
§ Seleksi Bibit
Untuk memperoleh bibit yang baik dan seragam perlu
dilakukan kegiatan seleksi bibit. Bibit yang bermutu baik akan meningkatkan daya hidup di
lapangan. Seleksi bibit dilakukan pada bibit mulai berumur 1 bulan sampai
dengan siap tanam. Seleksi berupa seleksi tinggi, kualitas, kesehatan bibit,
dll.
D. Bibit Siap Tanam
Bibit siap tanam dapat dilihat dari kondisi fisik. Misalnya dapat terlihat
dari ketinggian batang, jumlah daun, diameter batang, dan kondisi perkarannya.
Tanaman memiliki kondisi siap tanam yang berbeda.
E. Pengangkutan Bibit
Kematian bibit sering terjadi karena kekeliruan/kesalahan dalam proses
pelaksanaan pengangkutan bibit dari persemaian ke lokasi penanaman atau tempat
lainnya.
Untuk menekan tingkat kematian bibit yang diakibatkan oleh pengangkutan
maka pengemasan bibit sebelum diangkut harus diperhatikan sebagai berikut :
§ Kapasitas
muat alat angkut yang digunakan.
§ Bentuk
bahan alat kemas yang sesuai dan murah, misalnya peti, kayu, karton atau rak
dari paralon.
§ Bak alat
angkut dilengkapi rak rak khusus, agar kapasitas muatnya banyak dengan resiko
kerusakan kecil.
§ Kendaraan
angkut diusahakan yang mampu sampai ke lokasi penanaman.
§ Apabila
pengangkutan bibit tidak dikemas secara khusus misalnya dengan menggunakan
rak-rak atau peti kayu, bibit dalam polybag lagnsung dimasukan kedalam
kendaraan angkut disusun secara rapat agar tidak rusak selama perjalanan.